Ada beberapa hal yang baru aku sadari saat usiaku menjelang 20. Seperti gang-gang sempit di sudut kota Jogja dan gemerlap kota Jakarta, kamu akan menemukan ironi dan paradoks disaat bersamaan. Jika kamu merasa ini akan sia-sia, hentikan disini dan lanjutkan hidupmu. Tapi jika kamu merasa ini akan penting, lanjutkan dan berdoalah kamu tidak akan menyesal setelah membacanya.
1. Aku lahir pada 20 Oktober, membuatku menjadi seorang Libra; rasi bintang yang redup.
2. Aku akan menganggapmu tidak ada jika aku peduli. Aku akan mendiamkanmu jika kamu cukup lucu, cukup pintar, cukup membaca buku, cukup mendengarkan lagu, dan cukup menonton film. Jika kamu cukup menarik untuk membuatku mendiamkanmu, berarti kamu istimewa dan kita bisa jadi teman, hanya teman, tidak lebih. Karena aku tidak suka kedekatan yang tidak perlu. Kecuali, hanya kecuali jika kamu menyukai band rock indie asal Australia bernama Last Dinosaurs.
3. Aku tidak tahu apa-apa soal musik.
4. Aku dulu suka hujan, sebelum akhirnya bertemu teduh.
5. Aku suka puisi.
6. Entah sejak kapan aku lebih suka es krim vanilla daripada coklat.
7. Kadang aku berharap tidak pernah jatuh cinta, kadang aku berharap mudah jatuh cinta.
8. Aku setuju bahwa membaca buku adalah sebuah ritus suci. Kamu perlu menyiapkan tubuh dan jiwamu, tempat yang bersih, udara yang segar, musik yang lirih, serta konsentrasi penuh. Membaca adalah usaha mencintai diri sendiri. Membaca memberiku sesuatu yang baru untuk diketahui dan dipikirkan.
9. Aku suka menulis. Tapi bagiku menulis bukan sebuah hobi. Ia adalah pizza. Ia adalah indomi goreng di tengah malam. Ia adalah selai nanas dalam nastarmu, mustard di nachosmu, gula di es jerukmu. Ia seperti drama korea yang telah kamu tonton berulang-ulang. Bagiku, ia adalah proses menjadi.
10. Ada kalanya aku suka bercanda, tapi tak jarang aku sekaku pohon; sediam batu. Aku bisa berubah menjadi menyenangkan, tapi aku juga seringkali menjengkelkan; tak sama sekali ramah dan tak sama sekali memandang dunia dari sisi yang menyenangkan. Aku terbiasa pergi sendirian. Tak perlu dijemput atau ditemani. Karena aku tidak suka merepotkan; karena aku merepotkan. Aku sekaku itu; semembosankan itu.
11. Mau tidak mau, suka tidak suka, harus aku akui aku adalah seorang melankolis yang percaya pada hal-hal romantik. Seorang platonik yang sulit disadarkan dan diselamatkan. Aku percaya pada hal-hal yang barangkali lebih cocok menjadi cerita picisan novel kelas dua. Perempuan kurang akal sehat seperti tokoh utama dalam novel Shakespeare. Tapi bukankah tidak semua orang waras?
12. Aku suka perjalanan. Aku suka bus yang melaju di jalan sepi pada malam hari dan suara bising kereta api di pagi buta. Lampu jalan yang temaram dan sisa tetesan air hujan yang melekat di jendela seolah mengajakmu keluar sebentar dari benang merah kehidupan. Perjalanan membawamu dari satu tempat asing ke tempat asing yang lain sebelum akhirnya pulang dan menyadari bahwa hidupmu terlalu singkat untuk dihabiskan di perjalanan.
13. Aku hanya punya dua jenis baju; kemeja dan bukan kemeja.
14. Aku hanya punya dua jenis warna baju; merah jambu dan bukan merah jambu.
15. Aku lebih suka pantai daripada gunung.
16. Warna favoritku adalah langit di depan jendela kamarku seusai subuh.
17. Aku suka tidur; benar-benar suka tidur. Kapan saja dan dimana saja. Tidur menyelamatkanku dari hidup. Memberiku jeda untuk berhenti. Membuatku tidak berpikir dan tidak berharap.
18. Kadang aku merasa lebih dari yang lain. Lebih baik, lebih tahu, lebih pintar, lebih peduli, lebih peka, lebih bekerja, lebih berpikir, lebih merasa, lebih mengerti. Dan pada akhirnya aku menyadari bahwa aku hanyalah sekumpulan ego yang menolak untuk ditundukkan.
19. Seorang laki-laki hangat dan sederhana pernah menundukkan hampir semua egoku dan tanpa aku sadari sebagian egoku yang lain mungkin telah melukainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar